Minggu, 27 Februari 2011

Yang suka tidur siang..... Tidur Siang Jangan Lebih 30 Menit

 
ini dia..... efek samping tidur siang lebih dari 30 menit
Tidur Siang Jangan Lebih 30 Menit
Banyak orang bilang tidur siang bikin gemuk. Padahal sampai sekarang peneliti belum menemukan hubungan kegemukan dengan tidur siang.
Sebenarnya yang perlu diperhatikan: tidur siang jangan melebihi 30 menit. Begitu saran Kristie Leong MD, dokter kesehatan keluarga dari Virginia dilansir HealthMad.
      Tidur siang terlalu lama alias lebih 30 menit malah membuat Anda mengantuk sepanjang hari. Tubuh jadi tidak bergerak sehingga kalori yang di dalam tubuh jadi tidak terbakar.
     Sebaliknya menurut Leong, tidur siang dalam durasi yang pendek (30 menit) justru memiliki banyak manfaat. Salah satunya menggantikan kurang tidur di malam hari bagi yang sering kerja lembur, meski kualitasnya tentu tidak sebaik tidur malam.
    Tidur siang bukan berarti memperbanyak waktu tidur, yang penting jumlah keseluruhan tidur dalam satu hari masih dalam batas wajar, yaitu 6-7 jam sehari untuk orang dewasa.
    Tidur siang dalam durasi pendek juga membantu menjaga kadar hormon stres atau kortisol, sehingga pikiran akan menjadi lebih segar setelah bangun. Dengan tingkat stres yang rendah justru baik untuk mencegah kenaikan berat badan.
     Tidur siang yang tepat akan membuat sistem pencernaan mendapat suplai darah yang cukup dibandingkan saat beraktivitas.
     Tapi tidur siang sebaiknya jangan dilakukan langsung sehabis makan siang tapi tunggu 1-2 jam. Tidur siang langsung setelah makan malah jadi penyakit seperti gangguan pencernaan termasuk refluks asam lambung (asam lambung naik ke tenggorokan).
Selain itu, orang-orang yang pekerjaannya menuntut kewaspadaan ekstra tinggi tidak disarankan tidur siang setelah makan. Tidur siang dengan perut kenyang sedikit banyak akan mengurangi tingkat kewaspadaan setelah bangun tidur

Selengkapnya...

Jumat, 25 Februari 2011

LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN


LAPORAN PENDAHULUAN

A.     Masalah Utama: perilaku kekerasan/amuk.

B.     Proses Terjadinya Masalah

       Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi.

C.     1.  Pohon Masalah

2.      Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

Perilaku kekerasan / amuk.

1.    Data Subyektif :
a).  Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b). Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika    sedang kesal atau marah.
c).  Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Obyektif :
a).  Mata merah, wajah agak merah.
b). Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
c).  Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d). Merusak dan melempar barang‑barang.

D.    Diagnosa Keperawatan
a.       Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/amuk.
b.      Perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan persepsi sensor: halusinasi dengar.

E.     Rencana Tindakan
a.       TujuanUmum:
Klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

b.      Tujuan Khusus:
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.1.Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
1.2.Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.3.Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2.      Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
2.1.Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2.2.Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
2.3.Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.

3.      Klien dapat mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
3.1.Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
3.2.Observasi tanda perilaku kekerasan.
3.3.Simpulkan bersama klien tanda‑tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

4.      Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
4.1.Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
4.2.Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
4.3.Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"

5.      Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
5.1.Bicarakan akibat/keruglan dari cara yang dilakukan.
5.2.Bersama klien menytmpulkan akibat dari cara yang digunakan.
5.3.Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

6.      Klien dapat mengidentifikusi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
Tindakan :
6.1.Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
6.2.Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
6.3.Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
6.4.Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
7.      Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
7.1.Bantu memilih cara yang paling tepat.
7.2.Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
7.3.Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
7.4.Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
7.5.Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
8.      Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
8.1.Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melaluit pertemuan keluarga.
8.2.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9.      Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
9.1.Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping).
9.2.Bantu klien mengpnakan obat deng‑an prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).
9.3.Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Selengkapnya...

Kamis, 24 Februari 2011

LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI


LAPORAN PENDAHULUAN


A.    Masalah Utama
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain .

B.     Proses Terjadinya Masalah
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
 Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku (rigid). Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
  Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain.   
 Menarik diri disebabkan oleh, perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak.
Resiko menarik diri adalah terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Manifestasi klinik pada klien dengan menarik diri adalah apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, banyak diam diri di kamar, menunduk, menolak hubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang posisi tidur seperti janin (menekur).

C.    Pohon masalah

D.  Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Isolasi sosial: menarik diri
§  Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak diam.
§  Data subyektif:           
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat, ya atau tidak.

E.     Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik diri.
2.      Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

F.    Rencana tindakan.
a.       Tujuan umum: tidak terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi ….
b.      Tujuan khusus:
1.    Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1.1.Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tuiuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.
1.2.Beri perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab
1.3.Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan terburu‑buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

2.    Klien dapat menyebut penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1.Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.
2.2.Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.

3.    Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain
                 Tindakan:
4.1.Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain.
4.2.Bantu mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk bergaul.

4.    Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klien‑perawat, klien‑perawat‑klien lain, perawat-klien‑kelompok, klien‑keluarga.
Tindakan:
4.1.Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin perawat yang sama.
4.2.Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
4.3.Tingkatkan interaksi secara bertahap
4.4.Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.5.Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
4.6.Fasilitasi hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutik

5.    Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
                 Tindakan:
5.1.Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan
5.2.Beri pujian atas keberhasilan klien

6.    Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
6.1.Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga
6.2.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.


Selengkapnya...

Rabu, 23 Februari 2011

Berhentilah Mengeluh…..



Coba renungkan penyampaian ini sebelum Anda mulai mengeluhkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup Anda…
Hari ini sebelum Anda mengatakan kata-kata yang tidak baik…..
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.
Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makanan yang Anda santap…..
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa…..
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.
Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk…..
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.
Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri Anda…..
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
Hari ini sebelum Anda mengeluh tentang hidup Anda…..
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anak Anda…..
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.
Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu tidak mengerjakan tugasnya…..
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan.
Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir…..
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaan Anda…..
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain…..
Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.
Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta Dan ketika Anda sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan…..
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa Anda masih hidup!
a. Life is a gift
b. Live it…
c. Enjoy it…
d. Celebrate it…
e. And fulfill it.
Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu.
Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan.
Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan…..
Mereka cantik / tampan karena Anda mencintainya.
It’s true you don’t know what you’ve got until it’s gone…..
But it’s also true You don’t know what you’ve been missing until it arrives!!!
Jadi…berhentilah mengeluh, hadapilah manis pahitnya hidup dengan bersyukur terhadap semua yang telah Tuhan berikan…..

Selengkapnya...