Sabtu, 12 Februari 2011

KEBAHAGIAAN


Agar manjadi bahagia,kita perlu menghargai segala yang kita miliki.Rasa sedih adalah alami, menyehatkan dan tak dapat dihindari. Tapi rasa sedih itu, meskipun mendalam tidak harus membatasi kita. Kita boleh kecewa dengan kejadian di luar keinginan kita, namun kita bisa tetap berbahagia dengan diri kita sendiri sepanjang waktu. Dan dengan kebahagiaan kita, terdapat potensi kekuatan yang dengannya kita bisa mengatasi kepedihan dan kekecewaan.
       Kesejatian kita tak akan terwujud bila tidak diuji dengan kesulitan. Kenapa? Karena kesulitan membawa kita naik ke tangga keberhasilan yang lebih tinggi. Sedangkan kemudahan melenakan kita untuk tetap berputar-putar di lantai bawah.
Bayangkan bahwa dermaga adalah masa lalu kita, tali penambat adalah ketakutan dan penyesalan kita. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada kita. Jangan biarkan masa lalu menambat kita disitu. Lepaskan diri kita dari ketakutan dan penyesalan.
Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang.
Disinilah tanda keberhasilan teruji. Hakikat perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri adalah berkarya menemukan kebahagiaan. Dalam pencapaian kebahagiaan kita harus memahami ketakutan. Saat kita hendak naik gunung, janganlah memandang gunung dari semaknya. Dibalik semak-semak terdapat keindahan dan pencapaian. Sekali kita mampu mengatasi kesulitan, kita memiliki ketahanan untuk menghadapi kesulitan yang sama.
Bila kita berkeyakinan bahwa pasti ada sesuatu yang indah dibalik tantangan, tentulah kita tak akan kehilangan semangat untuk menghadapi kesulitan.
       Saat harapan memudar, jangan ragu untuk berpegang. Jangan ragu untuk minta tolong. Kita hidup tidak sendirian. Sadarilah keterbatasan kita. Salah satu batu pijakan menuju pintu kebahagiaan adalah meraih ketulusan dari orang lain. Asalkan jangan sampai kita bergantung kepadanya. Bila kita bergantung pada tali orang lain, kita akan menutup mata pada kekuatan genggaman kita sendiri. Kita akan jatuh dan goyah. Jangan malu minta bantuan karena bumi lebih membutuhkan kerjasama. Seperti danau yang airnya tidak mengalir ke sungai, tak ada kehidupan di dalamnya. Semuanya mati tak tersisa. Tak ada keseimbangan.
Berbeda ketika danau itu rela berbagi, rela memberi airnya kepada sungai menuju lautan. Dan bersedia menerima sungai-sungai kecil mengalirkan airnya. Di dalamnya tersimpan bermilyar-milyar kehidupan dan kekayaan alam yang melimpah.
Kebahagiaan yang abadi.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar